:: Sepatah Duapatah Tigapatah Empatpatah Banyakpatah Kata ::

Ini sebenernya blog ku yang ke 2. Dulu aku udah sempat buat blog, tapi karena ngerasa kurang sreg...jadi aku buat aja blog baru..dan inilah dia blog baru ku "Secret Lucky Clover".

Kenapa sih..kenapa sih..kok dinamain kayak gitu? The answer is because *sok-sok an bahasa inggris* secret lucky clover sendiri artinya daun tersembunyi yang bawa keberuntungan, yang mana sih itu daunnya? itu lhooo...yang kayak di background blog ini yang aku buat sendiri gambarnya *pamerrr..kkk~~* yang jumlah kelopak daunnya ada 4, yang biasanya susah banget nyarinya, soalnya kebanyakan yang 3. Aku suka banget sama daun ini, aku berharap daun ini bisa bawa keberuntungan buat aku, ya... walaupun aku belum pernah dapetin daun ini.

Aku juga berharap semoga semua info atau apapun itu yang aku curahkan *lebay* di blog baruku ini dapat bawa keberuntungan *bagi-bagi keberuntungan ceritanya kkk~~*, membantu dan memberikan info untuk kalian semua...ammiiennn~~

Semoga Beruntung ^.^

Jumat, 15 Juli 2011

Kerudung Ajaib (きき耳ずきん)

Pada zaman dahulu kala, disuatu tempat yang dikelilingi gunung, tinggallah seorang kakek yang hidup sendirian. Sang kakek setiap pagi memikul syoiko dan berpergian keluar gunung. Dan selama satu hari penuh memotong rumput.

            Jadi, pada suatu hari. Seperti biasanya, sang kakek turun dari gunung dengan memikul banyak rumput.

            “A ~ ~ leganya, sangat melelahkan. Ayo segera pulang…Hah? Apa itu. Anak rubah…”

            Di tengah-tengah perjalanan pulang, sang kakek bertemu dengan seekor anak rubah. Anak rubah itu berusaha melompat-lompat, mencoba mengambil buah di pohon. Tetapi kaki anak rubah itu sedang sakit, seberapa pun usahanya, ia tidak memperoleh buah dari pohon itu.

            “Oh begitu ya, sepertinya kakimu sedang sakit. Baiklah..baiklah..aku akan mengambilkannya”

            Sang kakek mengambilkan buah di pohon itu untuk anak rubah.

            “Ya, makanlah ini”

            Anak rubah memakan buah dari pohon itu, dengan terlihat gembira.

            “Kalau begitu, aku akan pulang. Kamu juga pulanglah dengan hati-hati ya”

            Sang kakek berjalan pelan-pelan sambil memikul rumput dan pulang ke rumah dengan hati-hati. Karena kebaikan hati sang kakek, anak rubah pun menjadi sangat gembira. Dari atas bukit, ia terus memperhatikan tubuh sang kakek dari belakang.

            “Terimakasih, kakek. Kebaikanmu tidak akan pernah ku lupakan”

            Kemudian dengan perlahan matahari senja mulai terbenam disebelah barat gunung.

            Lalu, keesokan harinya.

            Sang kakek pergi ke kota untuk berbelanja, tetapi saat perjalanan pulang, terjadi sesuatu.

            “Tidak boleh seperti ini, ayo..ayo..aku harus cepat”

           Setelah itu ketika matahari mulai terbenam, sang kakek melangkahkan kakinya dengan cepat pergi ke gunung.

            “Hah, anak rubah belum datang ya?”

            Benar. Sang kakek sedang menunggu anak rubah, tetapi karena anak rubah itu belum datang, akhirnya sang kakek merasa cemas dan gelisah. Tiba-tiba sang kakek melihat anak rubah itu dan memutuskan untuk mengikutinya dari belakang.

Karena sang kakek merasa kasihan melihat anak rubah yang berusaha keras berjalan sambil menyeret kakinya yang sakit, sang kakek pun memutuskan untuk mengantarkannya.

Tak lama kemudian, terlihatlah sarang anak rubah yang terdapat di dalam bambu.

“Oh, rumah mu di sini ya?”

Di rumah rubah, ibu rubah sudah menuggu. Walaupun ibu rubah dalam keadaan sakit dan berada di dalam futon, ia tetap berusaha memberikan salam kepada sang kakek. Karena sang kakek pernah menolong anak rubah, maka sang kakek diberikan sesuatu sebagai tanda terimakasih.

Dari lemari besar yang ada di rumah itu, ibu rubah mengeluarkan sesuatu.

“Ini adalah kerudung. Kerudung ini adalah barang yang penting”

Untuk menghargai pemberian ibu rubah, sang kakek mengenakannya saat pulang ke rumah. Anak rubah mengantarkan sang kakek hanya sampai di tengah perjalanan saja.

Keesokan harinya. Ketika sang kakek sedang membelah kayu bakar di halaman rumahnya sambil memakai kerudung pemberian dari rubah, tiba-tiba terdengarlah suara aneh

“Kamu itu, jangan menjadi suami yang pemalas, selama seharian penuh hanya berada di sarang, sekarang terbanglah berkeliaran di sekitar”

“Ho..ho..haruskah aku melakukannya?”

“Ia kamu harus melakukannya, huh…susahnya memberitahumu”

Kemudian sang kakek bertanya-tanya

“Siapa ya? Itu suara siapa ya?”

Sambil melihat di sekelilingnya dengan gelisah, tetapi tidak ada siapapun.

“Wah..lucunya siapa orang yang memiliki suara itu ya?”

Sebenarnya, itu adalah suara burung kecil. Tapi mengapa sang kakek dapat mendengarkan suara burung kecil tersebut?

“Hah? Apakah mungkin karena kerudung ini?”

Akhirnya sang kakek menyadarinya.

Benar. Hal yang aneh, karena menggunakan kerudung pemberian dari rubah, sang kakek dapat mendengarkan suara burung, rumput, pohon ,dan mendengarkan suara binatang yang sedang bercakap-cakap, semuanya dapat terdengar.

Mulai sekarang kerudung itu akan dijaga dengan baik-baik, karena itu adalah kerudung yang bagus pemberian dari rubah.

Kemudian pada hari berikutnya, ketika sang kakek pergi ke gunung, hal itu menjadi sangat menyenangkan bagi sang kakek.

Sang kakek masuk ke dalam gunung sambil mengenakan kerudungnya…

“Hey, cepat datang, aku duluan yang bicara..”

“Tunggu! Aku juga, aku yang lebih cepat. Tunggu..”

Banyak suara percakapan burung dan hewan yang terdengar sangat ramai.

“Ini kerudung yang bisa mendengarkan segalanya, sangat praktis”

Sang kakek merasa sangat gembira.

“Besok malam tidak bisa tidur dengan nyenyak ya”

“Benar, mengapa hujan tidak segera turun?”

Bukan hanya suara anak burung, rumput, dan pohon saja yang dapat terdengar. Suara sungai kecil pun dapat terdengar juga. Saat malampun, suara serangga juga terdengar.

“Uhuk..tenggorokan ku sakit. Uhuuuk…apabila sekali lagi aku tidak bernyanyi maka akan terjadi gempa”

“Dengan suara mu yang seperti itu, suara mu tetap bagus”

“Benarkah? Ya, kalau begitu saya akan mencoba bernyanyi sekali lagi”

Dengan terdengarnya suara serangga, makan suasana pada malam itu tidak lagi sepi.

Sama seperti hari-hari sebelumnya. Saat sang kakek pulang dari gunung, di atas pohon ada dua ekor burung gagak yang sedang membicarakan sesuatu. Sang kakek segera meggunakan kerudung ajaib, sehingga dapat mendengarkan pembicaraan burung gagak.

“Anak perempuan seorang saudagar kaya sedang sakit ya”

“Ya aku tahu. Ngomong-ngomong sebenarnya penyebab penyakit anak perempuan itu ada di sebelah gudang saudagar kaya, ada sebuah pohon yang benar-benar menghantui”

Mendengar hal itu sang kakek pun terkejut.

“Apa? Anak perempuan saudagar kaya sedang sakit? Yah, kasihan ya”

Setelah sang kakek mendengarkan desas-desus yang dikatakan burung gagak. Keesokan harinya, sang kakek segera pergi ke kota untuk mengunjugi rumah saudagar kaya tersebut. Saudagar kaya itu benar-benar kesulitan. Anak perempuan satu-satunya menderita penyakit berat dan sedang terbaring di tempat tidur. Saat sang kakek berada di rumah itu, ia memberitahukan bahwa penyakit anak perempuannya tersebut bersumber dari gudang saudagar kaya itu.

Hari mulai malam. Sang kakek menggunakan kerudung ajaib, menunggu sambil mengepul-ngepulkan asap rokoknya.

“Sakit…sakit…”

Dari luar gudang, terdengar suara pohon samar-samar.

“Harus bagaimana ya?” Tanya pohon di sebelahnya

“Adduuhhh…coba lihat ini. Gudang ini dibangun tepat di atas pinggang ku, karena aku merasa kesakitan, maka aku juga membuat anak saudagar kaya itu kesakian”

Sang kakek mendengar perkataan si pohon dan kakek akan menyelamatkannya.

Lalu keesokan harinya sang kakek memberitahuakan kepada saudagar kaya dan memberikan solusi yang terbaik baik saudagar kaya itu.

“Karena gudang anda dibangun di atas pohon yang ada di sebelahnya, pasti inilah yang meyebabkan anak perempuan anda sakit”

Lalu saudagar kaya itu segera memindahkan gudang tesebut ke tempat yang lebih baik. Setelah beberapa saat kemudian, keadaan anak perempuan dan si pohon, sedikit demi sedikit mulai membaik. Dan pohon itu dipenuhi oleh daun-daun hijau. Lalu anak perempuan saudagar kaya itu pun menjadi sehat.

“Syukurlah..syukurlah..”

Saudagar kaya itupun menjadi senang, kakek juga menjadi senang, karena dapat membantu.

“Terimakasih atas bentuannya, anda adalah penyelamat nyawa anak perempuan saya”

“Tidak..tidak, ini semua berkat kebaikan hati rubah, karena telah memberikan kerudung ajaib ini”

Sebagai tanda terimakasih, saudagar kaya memberikan sang kakek uang dan barang-barang berharga. Kakek berencana menggunakan uang itu untuk membelikan ibu dan anak rubah sesuatu sebagai oleh-oleh. Sang kakek membelikan aburage kesukaan rubah, dalam jumlah besar. Kemudian, sambil memikul oleh-oleh itu di bahu, sang kakek pulang melewati jalan-jalan di gunung.

“Hei rubah, ini ada aburage!!”

Dengan senag hati, sang kakek pulang ke rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...